Krenopi
Mutalafe Dusa
-Siti Nur
Sa’adah-
Pendidikan
merupakan modal awal untuk sebuah kesuksesan. Kesuksesan itu sendiri diraih
dengan menempuh pendidikan, baik pendidikan formal, nonformal, maupun informal.
Pendidikan formal memberikan pelajaran yang berbasis ilmiah dan pengetahuan,
pendidikan nonformal berbasis keterampilan, serta pendidikan informal berbasis
kekeluargaan. Ketiga jenis pendidikan tersebut akan menghasilkan produk manusia
yang handal apabila dikombinasikan dengan seimbang. Tentunya juga difasilitasi
oleh tenaga pendidik yang handal pula.
Di
Indonesia misalnya, sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar tentu membutuhkan
kualitas, kuantitas, dan spesifikasi tenaga pendidik bagi rakyatnya. Tidak
hanya jumlahnya yang besar dan menjadi kebanyakan, akan tetapi juga dibutuhkan
tenaga pendidik yang berkualitas, bermutu, dan memiliki spesifikasi yang baik
sebagai tenaga pendidik. Siapa itu tenaga pendidik? Mereka adalah guru, dosen,
guru besar, dan sebagainya.
Maju
atau tidaknya sebuah negara dapat dilihat dari pendidikan di negara tersebut.
Indonesia, sebagai negara yang sedang berkembang selalu gencar memperbaiki
sistem pendidikannya. Padahal, terdapat hal lain yang tidak kalah penting yaitu
memperbaiki kualitas tenaga pendidik di Indonesia. Apalagi, guru di sekolah
dasar. Mereka harus memiliki kualitas dan spesifikasi yang baik. Karena
merekalah yang akan membentuk karakter generasi muda penerus bangsa
Indonesia. Mereka adalah tempat belajar
pertama sebelum belajar di SMP ataupun SMA dan seterusnya. Kualitas dan
spesifikasi yang bagaimana? Yaitu guru sekolah dasar yang disebut sebagai
“krenopi mutalafe dusa”.
Sebagai
seorang guru, selain mengajar muridnya juga harus mendidik karakternya. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan metode “krenopi mutalafe dusa”, yaitu guru
sekolah dasar yang memiliki sikap kreatif, inovatif, inspiratif, multitalenta,
berprestasi, teladan, professional, peduli, dan penuh kasih sayang.
Murid
sekolah dasar yang usianya antara tujuh sampai dengan dua belas tahun, tentunya
memiliki karakter yang berbeda. Seorang guru harus bisa kreatif dan inovatif
menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. Karena anak-anak
mempunyai kebiasaan mudah bosan, guru harus kreatif dan inovatif dalam mengajar
muridnya. Misalnya, belajar diselingi menyanyi, belajar di luar ruangan, dan
melakukan permainan yang baru serta berkaitan dengan pelajaran yang akan
diterima para murid. Selain itu, multitalenta, berprestasi, teladan, dan
profesional harus senantiasa diamalkan oleh seorang guru sekolah dasar. Untuk
menghadapi beragam murid dengan bakat dan keterampilan yang beragam pula,
dibutuhkan guru yang multitalenta dan berprestasi di bidangnya sehingga dapat
menjadi teladan bagi para murid sekolah dasar. Kepentingan pribadi, keluarga,
dan lain-lain jangan sampai dicampuradukkan dalam pendidikan. Apalagi dilakukan
oleh seorang guru sekolah dasar. Guru harus bisa bersikap profesional, tidak
pilih kasih, dan patut diandalkan. Di usia yang masih muda, murid memerlukan
kepedulian dan rasa kasih sayang dari orang tua dan juga gurunya. Jangan sampai
kita menjadi guru yang apatis, tidak peduli, dan egois. Kita harus peduli dan
menyampaikan pelajaran dengan penuh kasih sayang. Karena kasih sayang yang
tulus dari hati akan sampai ke hati murid dan menjadikan pendidikan di sekolah
dasar menjadi lebih indah serta menyenangkan.
Menjadi
guru sekolah dasar memang tidak mudah. Apalagi sembarangan. Semuanya harus
mengikuti tahapan dan proses yang ada. Setelah menjadi guru sekolah dasar, kita
harus sabar menghadapi murid. Jangan menjadi guru yang biasa saja. Jadilah guru
yang luar biasa dengan menerapkan metode “krenopi mutalafe dusa”. Guru sekolah
dasar yang kreatif, inovatif, inspiratif, multitalenta, berprestasi, teladan, profesional,
peduli, dan penuh kasih sayang. Dengan demikian, akan tersipta suasana yang
nyaman dan menyenangkan di kala belajar. Selain itu, dengan metode “krenopi
mutalafe dusa”diharapkan dapat menyumbang perbaikan terhadap tenaga pendidik di
Indonesia menuju negara Indonesia yang maju dalam bidang bidang pendidikan.
Daftar Pustaka: Semarang,
25 Agustus 2016
Pemikiran saya
sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar